Munculnya broker paket jaringan generasi mendatang telah membawa kemajuan signifikan dalam pengoperasian dan perangkat keamanan jaringan. Teknologi canggih ini memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih gesit dan menyelaraskan strategi TI mereka dengan inisiatif bisnis. Namun, terlepas dari perkembangan ini, masih terdapat titik buta (blind spot) dalam pemantauan lalu lintas jaringan yang perlu diatasi oleh organisasi.
Broker Paket Jaringan (NPB)adalah perangkat atau solusi perangkat lunak yang bertindak sebagai perantara antara infrastruktur jaringan dan alat pemantauan. Perangkat ini memungkinkan visibilitas lalu lintas jaringan dengan menggabungkan, memfilter, dan mendistribusikan paket jaringan ke berbagai alat pemantauan dan keamanan. NPB telah menjadi komponen krusial jaringan modern karena kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan postur keamanan.
Dengan maraknya inisiatif transformasi digital, organisasi semakin bergantung pada infrastruktur jaringan kompleks yang terdiri dari banyak perangkat dan protokol heterogen. Kompleksitas ini, ditambah dengan pertumbuhan eksponensial volume lalu lintas jaringan, membuat alat pemantauan tradisional kesulitan untuk mengimbanginya. Broker paket jaringan memberikan solusi untuk tantangan ini dengan mengoptimalkan distribusi lalu lintas jaringan, menyederhanakan aliran data, dan meningkatkan kinerja alat pemantauan.
Broker Paket Jaringan Generasi Berikutnyatelah memperluas kemampuan NPB tradisional. Kemajuan ini mencakup peningkatan skalabilitas, kemampuan penyaringan yang lebih baik, dukungan untuk berbagai jenis lalu lintas jaringan, dan peningkatan kemampuan pemrograman. Kemampuan untuk menangani lalu lintas bervolume besar dan menyaring informasi relevan secara cerdas memungkinkan organisasi memperoleh visibilitas komprehensif ke dalam jaringan mereka, mengidentifikasi potensi ancaman, dan merespons insiden keamanan dengan cepat.
Lebih lanjut, NPB generasi mendatang mendukung beragam alat operasi dan keamanan jaringan. Alat-alat ini mencakup pemantauan kinerja jaringan (NPM), sistem deteksi intrusi (IDS), pencegahan kehilangan data (DLP), forensik jaringan, dan pemantauan kinerja aplikasi (APM), di antara banyak lainnya. Dengan menyediakan umpan lalu lintas jaringan yang diperlukan untuk alat-alat ini, organisasi dapat secara efektif memantau kinerja jaringan, mendeteksi dan memitigasi ancaman keamanan, serta memastikan kepatuhan terhadap persyaratan regulasi.
Namun, terlepas dari kemajuan dalam broker paket jaringan dan tersedianya beragam alat pemantauan dan keamanan, masih terdapat titik buta dalam pemantauan lalu lintas jaringan. Titik buta ini terjadi karena beberapa alasan:
1. Enkripsi:Adopsi protokol enkripsi yang meluas, seperti TLS dan SSL, telah mempersulit pemeriksaan lalu lintas jaringan untuk mendeteksi potensi ancaman. Meskipun NPB masih dapat mengumpulkan dan mendistribusikan lalu lintas terenkripsi, kurangnya visibilitas terhadap muatan terenkripsi membatasi efektivitas alat keamanan dalam mendeteksi serangan canggih.
2. IoT dan BYOD:Meningkatnya jumlah perangkat Internet of Things (IoT) dan tren Bring Your Own Device (BYOD) telah memperluas jangkauan serangan organisasi secara signifikan. Perangkat-perangkat ini seringkali mengabaikan alat pemantauan tradisional, sehingga menimbulkan titik buta dalam pemantauan lalu lintas jaringan. NPB generasi mendatang perlu beradaptasi dengan kompleksitas yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh perangkat-perangkat ini untuk mempertahankan visibilitas yang komprehensif terhadap lalu lintas jaringan.
3. Lingkungan Cloud dan Virtual:Dengan meluasnya adopsi komputasi awan dan lingkungan virtual, pola lalu lintas jaringan menjadi lebih dinamis dan tersebar di berbagai lokasi. Alat pemantauan tradisional kesulitan untuk menangkap dan menganalisis lalu lintas di lingkungan ini, sehingga meninggalkan titik buta dalam pemantauan lalu lintas jaringan. NPB generasi mendatang harus menggabungkan kapabilitas cloud-native untuk memantau lalu lintas jaringan secara efektif di lingkungan cloud dan virtual.
4. Ancaman Lanjutan:Ancaman siber terus berkembang dan semakin canggih. Seiring dengan semakin mahirnya penyerang dalam menghindari deteksi, organisasi membutuhkan alat pemantauan dan keamanan canggih untuk mengidentifikasi dan memitigasi ancaman ini secara efektif. NPB tradisional dan alat pemantauan lama mungkin tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mendeteksi ancaman canggih ini, sehingga menimbulkan titik buta dalam pemantauan lalu lintas jaringan.
Untuk mengatasi titik buta ini, organisasi perlu mempertimbangkan pendekatan holistik terhadap pemantauan jaringan yang menggabungkan NPB canggih dengan sistem deteksi dan respons ancaman berbasis AI. Sistem ini memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis perilaku lalu lintas jaringan, mendeteksi anomali, dan secara otomatis merespons potensi ancaman. Dengan mengintegrasikan teknologi ini, organisasi dapat menjembatani titik buta pemantauan lalu lintas jaringan dan meningkatkan postur keamanan mereka secara keseluruhan.
Kesimpulannya, meskipun munculnya broker paket jaringan generasi mendatang dan tersedianya lebih banyak alat operasi dan keamanan jaringan telah meningkatkan visibilitas jaringan secara signifikan, masih terdapat titik buta yang perlu diwaspadai oleh organisasi. Faktor-faktor seperti enkripsi, IoT dan BYOD, lingkungan cloud dan virtual, serta ancaman tingkat lanjut berkontribusi pada titik buta ini. Untuk mengatasi tantangan ini secara efektif, organisasi harus berinvestasi dalam NPB canggih, memanfaatkan sistem deteksi ancaman berbasis AI, dan mengadopsi pendekatan holistik untuk pemantauan jaringan. Dengan demikian, organisasi dapat secara signifikan mengurangi titik buta pemantauan lalu lintas jaringan mereka dan meningkatkan keamanan serta efisiensi operasional mereka secara keseluruhan.
Waktu posting: 09-Okt-2023